
Hi!Pontianak – Menteri Pelindungan Pekerja Migran (P2MI), Abdul Kadir Karding, berkesempatan menyambangi SMK-SMTI Pontianak sebagai salah satu lokasi tujuan dalam kunjungan kerjanya ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada Jumat, 20 Juni 2025.
Dalam kunjungan tersebut, turut hadir Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Wulan Aprilianti Permatasari, Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat Rita Hastarita. Kehadiran rombongan disambut antusias oleh keluarga besar SMK-SMTI Pontianak.
Adapun tujuan dari kunjungan tersebut, yaitu untuk melihat kesiapan kurikulum dan potensi siswa dalam menghadapi peluang kerja di luar negeri, khususnya di Jepang.
“Kurikulum di SMTI Pontianak ini saya kira sudah setara dengan yang diterapkan di Jepang. Artinya, ada potensi besar bagi siswa-siswi di sini untuk bekerja ke luar negeri, terutama Jepang,” kata Karding.
Berdasarkan hasil diskusi langsung dengan para murid, Karding mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka berminat untuk bekerja di luar negeri karena gaji dan pengalaman kerja internasional. Oleh karena itu, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran (P2MI) akan menyiapkan lembaga khusus untuk pelatihan bahasa asing bagi siswa-siswi guna menunjang keterampilannya.

“Kita akan siapkan lembaga pelatihan bahasa Jepang. Mulai dari kelas satu hingga tiga nanti akan dilakukan survei peminatan. Siapa yang berminat ke luar negeri, tentu akan disiapkan secara bertahap,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, Karding menilai para siswa SMK-SMTI Pontianak sudah memiliki kompetensi, terutama di bidang teknologi mesin yang sangat dibutuhkan pasar kerja global.
Karding juga menyoroti bonus demografi Indonesia, di mana setiap tahun angkatan kerja bertambah sekitar 4 juta orang. Sementara itu, menurut data hingga Mei 2025, tercatat 1,7 juta job order dari luar negeri yang masih belum terisi.
“Saat ini, kami dari kementerian baru bisa memenuhi sekitar 297 ribu permintaan kerja dari luar negeri. Artinya, ada lebih dari 1,4 juta lowongan kerja yang belum termanfaatkan,” ungkap Karding.
Karding menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dan institusi pendidikan dalam mensosialisasikan peluang tersebut agar tenaga kerja Indonesia dapat tersalurkan secara optimal hingga ke luar negeri.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa peluang kerja di luar negeri tidak hanya terbatas pada sektor informal. Terdapat sekitar 700 jenis pekerjaan yang tersedia, mulai dari perawat, pilot, insinyur, operator komputer, hingga pekerjaan di bidang hospitality.
Menteri P2MI itu pun mengingatkan terkait pentingnya keberangkatan pekerja migran melalui jalur prosedural. Ia menegaskan bahwa pekerja migran yang berangkat melalui mekanisme resmi akan mendapatkan perlindungan hukum dan hak-haknya.

“Dalam kontrak kerja sudah diatur semua, mulai dari tempat tinggal, jam kerja, jaminan perlindungan, hingga hak cuti. Tapi kalau mereka berangkat secara ilegal, risikonya sangat tinggi, termasuk kekerasan dan eksploitasi,” tegasnya.
Karding berharap untuk ke depannya, upaya ini dapat menjadi bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kualitas dan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia sekaligus mengurangi angka pengangguran di dalam negeri.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Kalbar Ria Norsan juga mengimbau dan menjanjikan bahwa pihak pemerintah bersedia memfasilitasi pelatihan guna menguasai penggunaan bahasa asing bagi siswa-siswi yang berminat melanjutkan pendidikan ataupun bekerja di luar negeri.

“Banyak tadi yang ditanya Pak Menteri berminat untuk keluar negeri. Di luar negeri itu memang salah satunya yang harus kita kuasai bahasa. Kalau mau ke Jepang, harus bisa bahasa Jepang, minimal dasar-dasarnya. Kemudian di Jepang itu sangat bagus memperlakukan tenaga kerja dari Indonesia, jaminan gajinya juga cukup lumayan. Kita dari Pemprov nanti salah satunya kita siapkan beasiswa, kemudian kita memberikan pelatihan juga karena kita juga punya balai latihan kerja. Lab bahasa kita ada, Bahasa Inggris dan Mandarin, ke depannya kita siapkan Bahasa Jepang,” jelas Ria Norsan.
Menutup kunjungan dengan sesi foto bersama, Rita Hastarita selaku Kadisdikbud Kalbar pun turut menyampaikan pesan dan kesannya untuk SMK-SMTI Pontianak.

“Luar biasa. Sarana prasarananya lengkap untuk pemenuhan kebutuhan dunia industri dan dunia usaha. Karena kita ini saling menyesuaikan, jadi materi dan kurikulum yang dibutuhkan dunia kerja tersedia di SMTI. Sukses selalu untuk SMTI,” tukas Rita.















